Begini Cara Obat Membantu Orang Sakit bisa Sembuh dan Sehat Kembali

pil obat
Nusapos.com - Obat-obatan merupakan bahan kimia atau senyawa yang digunakan untuk mengatasi penyakit. Tidak cuma menyembuhkan, tetapi juga bisa untuk menghentikan, mencegah , mengurangi gejala, atau membantu dalam diagnosis penyakit.
Kemajuan teknologi memungkinkan obat diproduksi dalam berbagai macam bentuk. Bisa berupa padatan, contohnya pil, tablet, kapsul, atau kaplet. Atau yang berbentuk cairan, seperti pada obat sirup, injeksi, atau infus.
Orang yang sedang sakit pasti akan dianjurkan untuk mengonsumsi obat. Soal dosis, dokter akan menentukannya dengan mempertimbangkan sejumlah faktor. Di antaranya usia pasien, berat badan, riwayat medis, dan tingkat keparahan penyakit.
Selain itu, juga ada pertimbangan lain, yakni farmakokinetika obat. Ini merupakan studi tentang bagaimana tubuh memproses obat, termasuk bagaimana obat tersebut diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan dikeluarkan dari tubuh.
Lalu bagaimana cara kerja obat sehingga dapat membantu menyembuhkan, menghentikan, mencegah, mengurangi gejala, atau membantu diagnosis penyakit?
Cara Kerja Obat
Pada dasarnya setiap jenis obat memiliki cara kerja yang tidak sama. Dokter biasanya juga akan mempertimbangkan faktor ini saat meresepkan obat untuk memaksimalkan khasiat dan meminimalkan efek samping negatifnya.
Cara Kerja Obat Secara Umum
Pada obat yang dikonsumsi, cara kerjanya secara umum adalah sebagai berikut:
- Konsumsi obat bisa melalui berbagai cara, seperti oral (melalui mulut), intravena (melalui pembuluh darah), intramuskular (melalui otot), atau metode lain tergantung jenis obat dan formulanya.
- Setelah obat masuk ke dalam tubuh, langkah pertama adalah absorpsi. Pada obat yang dikonsumsi dengan cara diminum, zat tersebut akan diserap saluran pencernaan, yakni dalam lambung atau usus kecil.
- Zat obat yang terserap akan didistribusikan melalui aliran darah ke organ tubuh yang menjadi target. Distribusi obat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sirkulasi darah, kelarutan obat, dan ikatan obat dengan protein dalam darah.
- Banyak obat mengalami metabolisme di hati. Proses ini melibatkan pemecahan obat menjadi metabolit yang lebih kecil dan seringkali lebih mudah dikeluarkan dari tubuh. Metabolisme dapat memengaruhi efek obat, sehingga tingkat keaktifannya menjadi tidak menentu.
- Obat dan metabolitnya dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi, baik melalui ginjal, hati, paru-paru, keringat, atau saluran pencernaan. Ginjal merupakan organ utama yang bertanggung jawab mengeluarkan obat dan metabolit dari tubuh dalam bentuk urin.
- Obat bekerja dengan berinteraksi dengan target spesifik di dalam tubuh, seperti reseptor, enzim, atau organ tertentu. Interaksi ini memicu perubahan biologis yang diinginkan, seperti pengurangan rasa sakit, penghentian pertumbuhan sel kanker, atau peningkatan mood.
- Hasil yang diharapkan lewat pemberian obat disebut efek terapeutik. Ini adalah perubahan positif dalam kondisi medis atau gejala yang sedang diobati. Efek terapeutik tentunya akan beragam, tergantung pada jenis obat dan tujuannya.
- Selain efek terapeutik, ada efek samping lain yang muncul dari obat. Efek samping ini biasanya tidak diinginkan, tetapi bisa muncul pada masa pengobatan atau setelahnya. Inilah mengapa dokter selalu menganjurkan pasien untuk melakukan kontrol selama masa penyembuhan.
Banyak Jenis Obat, Berbeda Pula Cara Kerjanya
Obat bekerja dengan berbagai cara tergantung pada jenis obat dan tujuannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
Interaksi dengan Reseptor: Banyak jenis obat bekerja lewat interaksi dengan reseptor tertentu di dalam tubuh. Reseptor adalah molekul pada sel-sel tubuh dan berfungsi seperti kunci yang cocok dengan obat. Ketika obat terikat dengan reseptor, akan memicu respons biokimia tertentu dalam sel. Contohnya obat penghilang nyeri yang memengaruhi reseptor nyeri, menghentikan atau mengurangi sinyal rasa sakit.
Mengambat atau Membunuh Mikroorganisme: Antibiotik, antiviral, dan sejenisnya bekerja dengan menghentikan pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme, seperti bakteri, virus, atau jamur. Caranya adalah dengan mengganggu fungsi vital dari mikroorganisme tersebut.
Memodifikasi Proses Biologis: Beberapa jenis obat dapat mengubah proses biologis dalam tubuh. Misalnya, obat antidepresan yang mampu mengatur kadar penghubung saraf di dalam otak untuk meningkatkan mood. Juga seperti obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi yang menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan mengganggu pembelahan sel.
Menggantikan Zat Tubuh: Ada pula jenis obat tertentu yang digunakan untuk menggantikan zat alami yang kurang dalam tubuh. Contohnya obat-obatan hormon, seperti tiroid sintetis, progresteron, estrogen, dan sebagainya.
Mengurangi Peradangan: Obat antiinflamasi, seperti aspirin atau kortikosteroid, mengurangi peradangan dengan mengambat respons peradangan dalam tubuh.
Mengatur Tekanan Darah: Obat-obatan tekanan darah seperti beta-blocker dan ACE inhibitor mengatur tekanan darah dengan memengaruhi jantung dan pembuluh darah.
- Meningkatkan Keseimbangan Kimia: Obat-obatan psikotropika, seperti antidepresan atau antipsikotik, bekerja dengan mengatur keseimbangan kimia di otak untuk mengatasi gangguan mental.
Setiap obat memiliki target dan mekanisme kerja yang unik, dan dokter meresepkan obat berdasarkan diagnosis dan pemahaman mendalam tentang bagaimana obat tersebut akan memengaruhi tubuh. Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dan informasi yang terdapat pada kemasan obat untuk menggunakan obat dengan aman dan efektif.
Editor :Tim NP
Source : [1] https://www.cancersmoc.com/treatment/medicines-and-how-they-work/ [2] https://www.nigms.nih.gov/education/Inside-Life-Science/Pages/A-Medicines-Life-Inside-the-Body.aspx [3] https://www.sydney.edu